A.
Latar
Belakang Masalah
Pengetahuan
mistik (metafisika) adalah pengetahuan supra-rasional tentang obyek yang
supra-rasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan besar pada pola
pikir manusia dan masyarakat modern, yang mendasarkan diri pada filsafat
rasionalisme dan empirisme, sehingga realitas yang dianggap nyata adalah yang
empirik, atau yang bisa dipikirkan secara rasional. Di luar semua itu,
dipandang dan diyakini sebagai sesuatu yang tidak nyata. Inilah yang disebut
dengan aliran intuisionisme. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan
tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak
bisa diperdiksi. Intuisi inilah yang menjadi pengetahuan mistik.
Namun
seiring perkembangan zaman, pengetahuan mistik menjadi terkesampingkan, akibat
dari positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan maka comte pun menganjurkan pola
hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama
karena merupakan anakronisme yang harus ditinggalkan. Dan orang yang masih berpegang
pada agama merupakan ciri orang primitip. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan diuraikan tentang hakikat pengetahuan mistik (metafisika), struktur pengetahuan
mistik (metafisika) dan aliran-aliran dari pengetahuan mistik (metafisika).
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Apa hakikat pengetahuan Mistik
(Metafisika)?
2.
Bagaimana struktur dari pengetahuan Mistik
(Metafisika) ?
3.
Apa saja aliran – aliran dalam
Metafisika ontologi ?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan Mistik (Metafisika).
2. Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan Mistik (Metafisika).
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Metafisika ontologi.
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan Mistik (Metafisika).
2. Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan Mistik (Metafisika).
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Metafisika ontologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pengetahuan Mistik
(Metafisika)
Pengetahuan Mistik atau sering
disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika berasal dari akar kata ‘meta’
dan ‘fisika’. Meta berarti ‘sesudah’,’selain’,atau ‘di balik’. Fisika yang
berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’. Metafisika berarti ‘sesudah,’di balik yang
nyata’. Dengan kata lain, metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan
‘hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata’.
Metafisika merupakan cabang filsafat
yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada di
luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh
Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata.
Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa
dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.
Pengertian secara umum, Mistik
adalah pengetahuan yang tidak rasional. Pengertian mistik bila dikaitkan dengan
agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh
melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera
dan rasio (A. S. Hornby, A Leaner’s Dictionary of Current English, 1957 : 828).
Metafisika mengkaji segala sesuatu
secara komprehensif. Menurut Asmoro Achmadi (2005;14), metafisika merupakan
cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang bersifat “keluarbiasaan” (beyond
nature), yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience). Menurut
Ahmadi , metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang berlaku
pada umumnya (keluarbiasaan), atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang
berada di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia.
Aristoteles menyinggung masalah
metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’, yang berisi hal-hal yang
bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat teoretis
yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi
inti filsafat.
Pengetahuan metafisika (mistik)
adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab
akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan ini kadang-kadang
memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Tafsiran paling pertama yang
diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat wujud-wujud
bersifat ghaib (supranatural) dan wujud ini lebih kuasa dibandingkan dengan
alam nyata.
·
Animisme, mengembangkan metafisika
bahwa alam dan manusia dikuasai oleh wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis.
misalnya (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada benda, seperti batu,
pohon) merupakan contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran
supernaturalisme.
·
Naturalisme yaitu paham yang menolak
pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural karena naturalism
hanya menerima pandangan yang menyatakan bahwa ada itu semata-mata realitas
alam.
·
Materialisme yang merupakan turunan
naturalisme merupakan paham yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak
disebabkan oleh pengaruh yang kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang
terdapat dalam alam itu sendiri.
B. Pengetahuan Mistik (Metafisika)
Dilihat dari
segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
Mistik Biasa, jika dalam islam,
mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan tertentu.
2.
Mistik Magis, adalah sesuatu yang
mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
*
Magis Putih, selalu dekat
hubungannya dengan tuhan, sehingga dukunganv tuhan yang
menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti
mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
*
Magis Hitam, erat hubungannya dengan
kekuatan setan dan roh jahat.v Menurut Ibnu Khaldun penganut magis
hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan
mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat.
Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang
memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
-
Pertama, mereka yang memiliki
kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan
jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof
menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
-
Kedua, mereka yang melakukan
pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang
ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang
disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material
atau rajah.
-
Ketiga,mereka yang melakukan
pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai
fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap (
sya’badzah ).
C. Aliran – aliran dalam Metafisika
Ontologi ( Pengetahuan Mistik )
Ontology atau bagian metafisika yang umum, membahas segala
sesuatu yang ada secara menyeluruh yang mengkaji persoalan-persoalan, seperti
hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan,
dan lainnya.
Di dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat
ditemukan pandangan- pandangan pokok pemikiran : monoisme, dualisme,
pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme.
a. Aliran
Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari
seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu
hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa
ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri.
Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham
monoisme kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
·
Aliran materialisme
Menganggap bahwa sumber yang asal
itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan
naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya
cara tertentu.
·
Aliran idealisme
Menurut idealisme, gambaran yang
benar yang tepat sesuai dengan kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme
merupakan sesuatu yang mustahil, sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu,
idealisme mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil dari proses mental yang niscaya
bersifat subyektif. Pengetahuan bagi penganut idealisme bukan hanya merupakan
gambaran subyektif, bukan gambaran obyektif tentang kenyataan. Dengan demikian,
pengetahuan menurut teori idealistik ini tidak memberikan gambaran yang tepat
tentang kenyataan di luar alam pikiran manusia.
Dinamakan
juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti
serba ruh, idealism diambil dari kata ‘idea’ yaitu sesuatu yang hadir dalam
jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam ini
semua berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang.
Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelmaan ruhani.
Menurut
Rapar (2005:45), aliran materialisme menolak hal-hal yang tidak terlihat. Bagi
materialisme, ada yang sesungguhnya adalah yang keberadaannya semata-mata
bersifat material atau sama sekali bergantung pada material. Dengan demikian,
bagi materialisme, relaitas yang sesungguhnya adalah alam kebendaan, sesuatu
yang riil atau nyata.
Beberapa
filosof atau tokoh yang tergolong pada aliran materialisme adalah Thales,
Anaximenes, dan Anaximandris. Tokoh atau para filosof yang hidup ratusan tahun
sebelum masehi. Thales mengajarkan bahwa ‘asas permulaan (arche) dari segala
sesuatu itu adalah satu, yaitu air. Air adalah pangkal pokok (asas) dari dasar
(prinsip) segala-galanya. Semua benda terjadi dari air dan semuanya akan
kembali kepada air pula. Berdasarkan rasio dan pengalaman yang dilihat nya
sehari-hari , Thales mrnyimpulkan tentang asal terbuktinya alam ini. Sebagai orang
pesisir, Thales dapat melihat setiap hari brtapa air laut menjadi sumber hidup.
Begitu juga dengan bangsa Mesir, betapa nasib rakyat Mesir sangat bergantung
pada air sungai Nil. Air sungai nil itulah yang menyuburkan tanah sepanjang
yang dilaluinnya dan dimanfaatkan oleh manusia. Jika tidak ada air sungai Nil
itu, negeri Mesir kembali menjadi padang pasir. Demikianlah, air laut, air
sungai menyebarkan bibit kehidupan seluruh dunia. Semuanya itu air ! semuanya
bersumber dari asal yang satu, air. Dengan demikian, semuanya itu satu.
Selain
Thales, muncul Anaximandros (640-540 SM), yang berpandangan tentang asas pemula
dari segala sesuatu adalah hanya satu, yaitu yang tidak terbatas (to aperion).
anaximandros tidak mengakui pandangan Thales yang mengemukakan bahwa asas
pertama adalah air. Sebab air tidak mungkin berada dimana-mana, di tempat
kering, tempat basah, tinggi, rendah, termasuk juga api. Air adalah hal yang
terbatas. Oleh karena itu, anasir utama yang menyusun alam itu adalah yang
tidak terbatas.
Filosof lain
adalah Anaximenes (538-480) yang termasuk kepada aliran materialisme.
Anaximenes memberikan pandangan bahwa asas pemula seluruh alam semesta dengan
segala isinya adalah hawa atau udara. Bukanlah udara itu meliputi seluruh jagat
raya? Begitu Anaximenes beralasan.
Aliran
idealisme atau aliran spiritualisme adalah lawan dari aliran materialisme.
Menurut aliran idealisme semuanya serba cita (ideal) atau roh ( spiritual ).
Aliran ini menganggap bahwa hakikat segala sesuatu yang ada berasal dari roh, yaitu
sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruang. Menurut anggapan aliran
ini, materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh
tersebut. Roh adalah sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah
bayangan atau penjelmaan saja.
Aliran
idealisme tumbuh dan berkembang sejak masanya Plato. Plato yang terkenal dengan
pandangannya mengenai ide. Ajaran ide merupakan inti dan dasar seluruh filsafat
Plato. Ide bagi Plato tidak sama dengan pengertian ide yang dipahami oleh orang
pada saat ini. Dasar pokok pemahaman ide itu dikemukakannya sebagai teori
logika., kemudian meluas menjadi pandangan hidup, selanjutnya menjadi dasar
umum bagi ilmu dan politik social dan bahkan mencakup pandangan agama.
Pembahasan lengkap mengenai ketiga aspek ini (teori logika, dasar umum bagi
ilmu dan politik social, dan pandangan agama) telah diulas pada bab sebelumnya.
b. Aliran
Dualisme, adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua
paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut
aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul
bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Akan
tetapi, dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam
menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut.
Aliran
dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya.
Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk.
Menurut paham dualisme , di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua
pengertian, yaitu ‘yang ada sebagi potensi’ dan ‘yang ada secara terwujud’.
Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk (eidos).
Pengertian
materi dalam pandangan aliran dualisme ini tidak sama dengan pengertian materi
yang dipahami sekarang ini. Menurut Aristoteles, materi (hule) adalah dasar
terakhir segala perubahan dari hal-hal yang berdiri sendiri dan unsure bersama
yang terdapat di dalam segala sesuatu yang menjadi dan binasa. Materi dalam
arti mutlak adalah asas atau lapisan bawah yang paling akhir dan umum. Tiap
benda yang dapat diamati disusun dari materi. Oleh karena itu, materi mutlak
diperlukan bagi pembentukan segala sesuatu. Di lain pihak, dapat dijelaskan
bahwa materi adalah kenyataan yang belum terwujud, yang belum ditentukan,
tetapi yang memiliki potensi, bakat untuk menjadi terwujud atau menjadi
ditentukan oleh bentuk. Padanya ada kemungkinan untuk menjadi nyata, karena
kekuatan yang membentuknya.
Sedangkan
bentuk (eidos) adalah pola segala sesuatu yang tempatnya di luar dunia ini,
yang berdiri sendiri, lepas dari benda yang konkret, yang adalah penerapannya.
Bagi Aristoteles, eidos adalah asas yang berada di dalam benda yang konkret,
yang secara sempurna menentukan jenis benda itu, yang menjadikan benda yang
konkret itu disebut demikian (misalnya disebut meja, kursi, dan lain-lain).
Jadi, segala pengertian yang ada pada manusia, seperti meja, kursi tersebut
bukanlah sesuai dengan realitas ide yang berada di dunia ide, melainkan sesuai
dengan jenis benda yang tampak pada benda konkret.
Demikianlah
materi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Materi tidak dapat terwujud tanpa
bentuk, sebaliknya bentuk tidak dapat berada tanpa materi. Tiap benda yang
dapat diamati disusun dari bentuk dan materi.
c. Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa
segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak dari keseluruhan
dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuannyanyata. Pluralisme sebagai
paham yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure,
lebih dari satu atau dua entitas.
d. Aliran Nikhilisme, menyatakan
bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini
tidak mengakui validitas alternative positif. Dlam pandangan nikhilisme, Tuhan
sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
e. Aliran Agnotisme, menganut
paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik
kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan
sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan
tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh
fikirannya. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda, baik hakikat materi maupun hakikat ruhani.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metafisika
merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat
mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi
filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan
hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala
sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh
pancaindra.
Struktur
pengetahuan mistik, jika dilihat dari sifatnya terbagiØ menjadi
dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis sendiri terbagi menjadi dua
yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam, yang masing-masing mempunyai
perbedaan yang mendasar dalam segi kefilsafatannya.
Dalam
pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan-Ø pandangan
pokok pemikiran seperti monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan
agnotisisme. Dan pada pengetahuan mistikpun mempunyai kegunaan-kegunaan
tertentu. meski mistik lebih bersifat batiniyah, ghaib dan terkadang rasional
dan empiris, tapi mistik bisa dijelaskan secara ilmiah namun melalui proses
yang sangat panjang.
B. Saran
Dalam mempelajari
pengetahuan mistik (metafisika) diharapkan agarØ manusia
tetap menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang
erat kaitannya dengan tuhan.
Supaya
menggunakan Pengetahuan Mistik sesuai dengan kapasitasnya dan untuk jalan
kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.
Untuk
perbaikan makalah ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardjo,
Mudjia. dkk. 2009. Filsafat Ilmu.
Malang : UIN-MALANG PRESS
Susanto, A.
2011. Filsafat Ilmu : Suatu Kajian
dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta : Bumi
Aksara
Tafsir,
Ahmad. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung :
ROSDA KARYA
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
ReplyDeleteSo, what do we mean air jordan 18 stockx cheap by air jordan 18 retro varsity red my site “casinos how to buy air jordan 18 retro men blue in the 버 슬롯 UK”? to find a casino and live casino games on a mobile phone where to find air jordan 18 retro yellow device in 2021.