A.
Pengertian
Logika Secara Etimologi.
Logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani, yang
berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagai
pernyataan dari pikiran. Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani (tt: 3)
Logika adalah berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau
sabda. Istilah lainnya yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata Arab
yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Mundiri,
(1994 :1)
B.
Pengertian
Logika Menurut Istilah
Logika adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir lurus. Tt,
(1999 :71). Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5). Logika
adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W. Poespoprodjo, Ek.
T. Gilarso. (2006: 13). Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan
untuk meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
Aristoteles : logika
adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran
itu sendiri dan hukum-hukum yagn menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo,
Sugeng Astanto, Sri Andiani(tt:10)
William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara
lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan
yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(tt: 9)
C.
Pengertian
Logika Dalam Kehidupan Sehari-hari
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang
artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau
alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme
(Latin: logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan
rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat
dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah
berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah
berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah
proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan
kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti
akan diturunkan kesimpulan.
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan
hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut
dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan,
menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang
lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika
berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran
logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta
aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan
tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan
untuk berpikir.
D.
Logika
Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang
menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik
kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan
rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini
berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir
bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan
pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak
jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan
penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan
yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika
dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang
matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang
berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan
aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui
cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam
mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan
teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu
dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk
meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa
yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat
logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
A.
Pengertian
Etika Secara Etimologi.
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta
etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah
Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi,
secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi
terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukan. Secara etimologi “etika”
berasal dari bahasa Yunani:
Ø “Ethos” (dalam bentuk tunggal), yang memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput;
kandang habitat; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berpikir.
Ø “ta etha” (dalam bentuk jamak), yang artinya adalah adat kebiasaan.
Arti dari
bentuk jamak ”ta etha” inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika
yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2011).
Ø Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “etika” memiliki 3
arti:
Ø Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
Ø Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
Ø Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Etika biasanya
berkaitan erat dengan kata moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu
“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau
cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghin¬dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral kurang lebih memiliki
pengertian yang sama.
B.
Pengertian
Etika Menurut Istilah
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut
suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno,
1987)
Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip
dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. (Kattsoff, 1986)
Berdasarkan beberapa pemikiran diatas etika menurut Bartens
sebagaiman dikutip oleh abdul kadir,memberikan tiga arti etika yaitu :
1) Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia
perseorngan atau hidup bermasyrakat
2) Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang
dimaksud disi adalah kode etik
3) Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk
.arti sini sama dengan filsafat moral
No comments: