LANDASAN FILOSOFO PENDIDIKAN
GLOSARIUM 1
Landasan filosofis pendidikan, adalah asumsi filosofis yang dijadikan
titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan.
Landasan ilmiah pendidikan, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan
Landasan deskriptif pendidikan, adalah asumsi-asumsi
tentang kehidupan
manusia sebagai sasaran pendidikan apa adanya
(Dasein) yang
dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan
Landasan preskriptif pendidikan,
adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia yang
ideal/diharapkan/dicita-citakan
(Das Sollen)
yang disarankan menjadi titik tolak studi pendidikan dan/atau praktek pendidikan.
Tut wuri handayani, adalah memotivasi dan mendorong semangat siswa
dari belakang
GLOSARIUM 2
Aksiologi, cabang filsafat yang membahas masalah nilai guna pengetahuan/ bagaimana kita memperlakukan/memanfaatkan ilmu dalam
kehidupan masyarakat.
Antropologi
Filosofis (Filsafat
Antropologi), cabang filsafat (metafisika) yang mempelajari hakikat manusia.
Epistemologi, atau teori pengetahuan, adalah suatu cabang filsafat yang
membahas secara mendalam
tentang segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.
Empirisme, menganjurkan agar kita kembali ke alam untuk mendapatkan
pengetahuan. Menurut mereka pengetahuan ini tidak ada secara
apriori di benak kita, melainkan harus diperoleh dari pengalaman
Filsafat, sistem pikiran (gagasan, teori) yang komprehensif tentang segala
sesuatu yang bersifat mendasar sebagai hasil berpikir secara sistematis, kritis dan radikal.
Metafisika, cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas
(kenyataan).
Ontologis, cabang filsafat yang
membahas masalah obyek dari kajian ilmu
(termasuk
ilmu pendidikan).
Rasionalisme, menyatakan
bahwa ide tentang kebenaran sebenarnya
sudah ada
pada pikran manusia. Ide tersebut diperoleh lewat berpikir secara rasional, terlepas dari pengalaman manusia
GLOSARIUM 3
Antroplogi Filosofis, menelaah hakikat manusia,
Filsafat, adalah pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat sesuatu secara sistematis, komprehensif, dan universal.
Gaya naratif, yaitu system penampilan berfikir filosofis dalam bentuk
penguraian.
Gaya profetik, yaitu system penampilan pikiran filosofis dalam bentuk
percakapan
Kosmologi, menelaah tentang hakikat kosmos atau alam semesta,
Logika deduktif, atau bentuk-bentuk penarikan kesimpulan dari umum ke yang lebih khusus
Logika induktif sebagai bentuk penarikan kesimpulan dari khusus ke
yang umum/general.
Ontology, menelaah hakikat yang ada,
Philien berarti cinta,
Sophia berarti kebenaran/pengetahuan/ kebijaksanaan.
Teologi Rasional, menelaah tentang
hakikat Tuhan.
Dimensi sosialitas, mengakui bahwa anak manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup dalam kelompoknya.
Eksistensialisme,
berpandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah bahwa
manusia hidup di dunia tanpa tujuan, dan kehidupan ini pada dasarnya
suatu teka-teki.
Esensialisme,
berpendapat bahwa sekolah berfungsi sebagai alat untuk memelihara warisan budaya..
Etika membahas tentang kebaikan dan nilai-nilai.
Humanisme rasional, adalah aliran yang
berpandangan bahwa faktor yang paling
penting dalam
alam semesta adalah manusia dan kemanusiaan, dan rasionalitas manusia merupakan hal yang terpenting pada manusia dan
kemanusiaan
Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan yang sebenar- nya adalah spiritual/rokhaniah atau cita
Logika, cabang filsafat yang membahas tentang kebenaran, pengetahuan
(epistemologi),
Metafisika,
yaitu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat alam/dunia (kosmologi), tujuan hidup (teleologi), hakikat yang ada (ontologi), hakikat Tuhan ( teologi), dan hakikat manusia (humanologi).
Perenialisme,
berpendapat bahwa
sekolah berfungsi sebagai
suatu alat
untuk memelihara dan
memperbaiki masyarakat
Sekularisme,
mengakui bahwa segala sesuatu tunduk pada hukum alam, dengan
demikian tidak mengakui adanya kekuatan di luar hukum alam itu.
Theologisme, percaya bahwa Tuhan mengajarkan agama melalui wahyu Tujuan insidental,
ialah tujuan yang menyangkut suatu peristiwa khusus. Tujuan insidental,
ialah tujuan yang menyangkut suatu peristiwa khusus.
Tujuan tidak lengkap
(sementara), ialah tujuan yang berkenaan dengan salah
satu aspek kehidupan.
Tujuan tidak
lengkap (sementara),
ialah tujuan yang berkenaan dengan salah satu aspek kehidupan.
Idealisme,
berasal dari kata idea-isme yang secara umum berarti: (1) seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya. (2) Orang yang dapat melukiskan
dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada.
2. Idealisme, adalah suatu pandangan tentang dunia atau
metafisik
yang menyatakan bahwa realitas dasar terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan ide, fikiran atau jiwa.
3. Mind adalah suatu hal yang berkaitan dengan hakikat subtansi ide
yang bukan dari materi
4. Pendidikan menurut idealisme adalah pembentukan karakter dan
pengembangan bakat insani dan kebajikan sosial
Baik, bagi para
eksistensialis
adalah selalu
dalam
pernyataan
positif
tentang diri.
Determinisme, adalah suatu aliran yang mempercayai terhadap kekuatan yang menentukan segala gerak dan tujuan manusia.
Eksperimentalisme, menyatakan bahwa hidup adalah
tumbuh, atau
mewujudkan diri atau disebut men-transenden.
Eksistensialisme,
adalah
suatu pandangan kritis atau suatu gerakan yang harus meninggalkan
subtansi batiniahnya, untuk menyelidiki “raison d’etre”
dan implikasinya terhadap tingkah laku manusia.
Homo viator, yaitu sebagai makhluk pengembara
Jahat, menurut eksistensialisme melekat pada gerombolan manuisa.
Konsep pendidikan,
menurut eksistensialisme adalah pengembangan daya kreatif dalam diri anak-anak, bukan saja sebagai pribadi atau individu, tetapi anak adalah suatu realitas
1. Eudaimonia, pencapaian tingkat tertinggi kedirian manusia.
2. Homo sapiens, yaitu makhluk yang memiliki “otak” (akal)
3. Kaum kreasionisme, menyatakan bahwa manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Perennial, adalah sesuatu yang bersifat abadi
5. Posmodernisme, aliran
filsafat
yang lebih
menekankan
pada
kajian tentang hakikat kedirian manusia dewasa ini
Emansipasi, ingin menjadi seseorang sebagaimana orang lain hidup
2. Pendidikan,
sebagai “pembentukan
kata hati”,
artinya,
bahwa pendidikan ialah pembentukan kesanggupan
menentukan diri
sendiri di lapangan kesusilaan oleh orang yang belum dewasa.
3. Teori Retardasi,
menyatakan bahwa manusia pada saat dilahirkan, berada dalam tahapan perkembangannya
yang bukannya lebih,
melainkan kurang dari hewan yang paling dekat dengan jenisnya
4. Animal Educandum,
adalah konsep bahwa
manusia perlu dididik
5. Animal Educabile,
adalah konsep
bahwa manusia dapat dididik
1. Keterpaduan vertikal, yaitu bahwa pendidikan berlangsung pada seluruh tahap perkembangan seseorang, sejak lahir sampai mati.
2. Keterpaduan horizontal, yaitu bahwa
pendidikan mencakup
pengembangan semua aspek kehidupan dan kepribadian seseorang
3. Keterpaduan ekologis, yaitu prinsip bahwa pendidikan berlangsung
dalam lingkungan kehidupan manusia.
4. Keragaman dan kelugasan dalam pendidikan, adalah konsep yang menuntut adanya keragaman dan kelugasan program dan kegiatan yang dirancang dalam pendidikan.
5. Ing ngarso sung tulada, mempunyai makna tidak sekedar bahwa guru harus memberi contoh
apabila ada di depan, tetapi lebih dalam
dari
pengertian tersebut, adalah sebagai pemimpin, yaitu mampu
menjadi suri tauladan, patut digugu
dan ditiru, memiliki kemampuan dan kepribadian yang utuh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
6. Ing madya mangun karsa, mempunyai arti bila guru ada di antara atau bersama-sama siswa ia hendaknya berpartisipasi aktif secara
konstruktif.
Tut wuri handayani, mempunyai arti dari belakang guru berperan sebagai tenaga pendorong yang memberi
kekuatan kepada siswa
dalam mecapai tujuan
No comments: